Laman

Sabtu, 22 September 2012

Proyek PT. Angkasa Pura II Diduga Mark’up Jadi Rp9,5 M

Harusnya Sisi Kiri dan Kanan Jalan harus dibangun Patung Bali setinggi 2o M

Jakarta, SNP
Proyek rehablitasi gapura berupa patung Bali dan pelebaran Jln. Sudiatmoko menuju Bandara Soekarno Hatta, percis pintu keluar Tol di Kel. Benda Kec. Benda Kota Tangerang Banten, hingga saat ini belum tuntas. Menurut informasi, proyek yang dianggarkan pada DIPA PT. Angkasa Pura II (AP-II)  sebagai perusahaan vital Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu akan menghabiskan biaya Rp9,5 miliar. Namun, apa kendalanya sehingga kegiatan itu tidak dituntaskan PT. Global Daya Manunggal selaku pelaksana belum mendapat penjelasan dari menajemen PT. AP-II.
Menurut sumber yang layak dipercaya, sesuai perjanjian kontrak, proyek rehablitasi Gapura dan pelebaran jalan Sudiatmoko tersebut sudah harus selesai akhir bulan April tahun ini. Konon, kendati proyek belum tuntas, anggaran senilai Rp.9,5 miliar sudah terserap 95 persen, dengan menggunakan berita acara (BA) serah terima proyek (PHO).
Pencairan dana tersebut menurut sumber mengacu pada perjanjian kontrak yang ditandatangani kedua belah pihak, yakni, PT. Angkasa Pura II selaku pemilik baget (Direksi) dan PT. Global Daya Manunggal selaku pelaksana kegiatan. Khusus rehab Gapura ujar sumber, anggaran dialokasikan Rp.5,5 miliar, sementara untuk pelebaran jalan Rp.4 miliar.
Informasi tersebut juga dibenarkan oleh warga yang ditemui di lokasi. Dua warga yang mengaku bernama Masip dan Pagandi kepada SNP menjelaskan bahwa Patung Bali dirobohkan dan jalan diperlebar kisaran satu meter dengan panjang sekitar 100 meter. Selain patung setinggi 20 meter yang tidak dibangun kembali, anggaran Rp 4 miliar untuk pelebaran jalan dengan lebar 1 meter dan panjang 100 meter diduga kuat mark’up.  
Dikonfirmasi lewat telepon, Ivan selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) dari Angkasa Pura II membenarkan informasi ini, namun Ivan tidak menjelaskan kenapa proyek itu tidak dituntaskan. "Tidak etis dibicarakan lewat telepon, datang aja ke kantor," ujar Ivan lewat telepon selulernya. namun ketika SNP ingin konfirmasi pada waktu yang telah dijadwalkan, Ivan justru berusaha mengalihkan kebagian Corporate Secretary (CS) bernama Hauri. konon, Hauri yang ditemui juga tidak bisa memberi penjelasan seputar kegiatan itu. Dia hanya bisa berjanji untuk melaporkan kepimpinannya mengenai keperluan media ini diundang oleh Ivan selaku PPTK.
"Saya baru dikasihtahu pak Ivan, sebelumnya belum, jadi mohon maaf, kita belum bisa memberikan penjelasan, nanti akan saya laporkan kepimpinan," ujar Auri seraya menyebut akan menghubungi SNP setelah terlebih dahulu konfirmasi kepada pimpinannya. Namun apa yang dijanjikan Auri, tunggu punya tunggu tidak jelas muaranya. Bahkan, setiap dihubungi ke nomor telepon yang dia berikan, jawaban yang diterima selalu mengatanan Auri sedang tidak ada diruangan.
Upaya konfirmasi tertulis yang dilakukan media ini kepada Dirut perusahaan sudah dua minggu lebih sejak diterima manajemen PT. Angkasa Pura II, tapi juga tidak ada etikad baik untuk menjawab. Dikonfirmasi lewat telepon kebagian CS PT. Angkasa Pura II tentang alur surat konfirmasi tersebut, juga tidak jelas muaranya. (M. Aritonang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar