Harusnya Sisi Kiri dan Kanan Jalan harus dibangun Patung Bali setinggi 2o M |
Jakarta, SNP
Proyek rehablitasi gapura
berupa patung Bali dan pelebaran Jln. Sudiatmoko menuju Bandara Soekarno Hatta,
percis pintu keluar Tol di Kel. Benda Kec. Benda Kota Tangerang Banten, hingga
saat ini belum tuntas. Menurut informasi, proyek yang dianggarkan pada DIPA PT.
Angkasa Pura II (AP-II) sebagai
perusahaan vital Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu akan menghabiskan biaya
Rp9,5 miliar. Namun, apa kendalanya sehingga kegiatan itu tidak dituntaskan PT.
Global Daya Manunggal selaku pelaksana belum mendapat penjelasan dari menajemen
PT. AP-II.
Menurut sumber yang layak
dipercaya, sesuai perjanjian kontrak, proyek rehablitasi Gapura dan pelebaran
jalan Sudiatmoko tersebut sudah harus selesai akhir bulan April tahun ini.
Konon, kendati proyek belum tuntas, anggaran senilai Rp.9,5 miliar sudah
terserap 95 persen, dengan menggunakan berita acara (BA) serah terima proyek
(PHO).
Pencairan dana tersebut
menurut sumber mengacu pada perjanjian kontrak yang ditandatangani kedua belah
pihak, yakni, PT. Angkasa Pura II selaku pemilik baget (Direksi) dan PT. Global
Daya Manunggal selaku pelaksana kegiatan. Khusus rehab Gapura ujar sumber,
anggaran dialokasikan Rp.5,5 miliar, sementara untuk pelebaran jalan Rp.4
miliar.
Informasi tersebut juga
dibenarkan oleh warga yang ditemui di lokasi. Dua warga yang mengaku bernama
Masip dan Pagandi kepada SNP menjelaskan bahwa Patung Bali dirobohkan dan jalan
diperlebar kisaran satu meter dengan panjang sekitar 100 meter. Selain patung
setinggi 20 meter yang tidak dibangun kembali, anggaran Rp 4 miliar untuk
pelebaran jalan dengan lebar 1 meter dan panjang 100 meter diduga kuat mark’up.
Dikonfirmasi lewat telepon,
Ivan selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) dari Angkasa Pura II
membenarkan informasi ini, namun Ivan tidak menjelaskan kenapa proyek itu tidak
dituntaskan. "Tidak etis dibicarakan lewat telepon, datang aja ke
kantor," ujar Ivan lewat telepon selulernya. namun ketika SNP ingin
konfirmasi pada waktu yang telah dijadwalkan, Ivan justru berusaha mengalihkan
kebagian Corporate Secretary (CS) bernama Hauri. konon, Hauri yang ditemui juga
tidak bisa memberi penjelasan seputar kegiatan itu. Dia hanya bisa berjanji
untuk melaporkan kepimpinannya mengenai keperluan media ini diundang oleh Ivan
selaku PPTK.
"Saya baru dikasihtahu
pak Ivan, sebelumnya belum, jadi mohon maaf, kita belum bisa memberikan
penjelasan, nanti akan saya laporkan kepimpinan," ujar Auri seraya
menyebut akan menghubungi SNP setelah terlebih dahulu konfirmasi kepada
pimpinannya. Namun apa yang dijanjikan Auri, tunggu punya tunggu tidak jelas
muaranya. Bahkan, setiap dihubungi ke nomor telepon yang dia berikan, jawaban
yang diterima selalu mengatanan Auri sedang tidak ada diruangan.
Upaya
konfirmasi tertulis yang dilakukan media ini kepada Dirut perusahaan sudah dua
minggu lebih sejak diterima manajemen PT. Angkasa Pura II, tapi juga tidak ada
etikad baik untuk menjawab. Dikonfirmasi lewat telepon kebagian CS PT. Angkasa
Pura II tentang alur surat konfirmasi tersebut, juga tidak jelas muaranya. (M. Aritonang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar