Laman

Jumat, 22 Juni 2012

DIPA KEMENAG TA 2011 UNTUK STAKPN PERLU DIUSUT


Taput, SNP
            Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) Kementerian Agama tahun anggaran (TA) 2011 senilai puluhan miliar untuk sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Silakitang,Tapanuli Utara (Taput),Sumatera Utara (Sumut) diduga kuat sarat korupsi kolusi dan nepotisme (KKN). Sinyalemen itu diperkuat pernyataan Kasubag Kepegawaian Br.Hombing yang menyebut tidak ada pembangunan gedung di Universitas itu tahun 2011.
            “Sekolah ini tidak ada menerima bantuan DIPA tahun 2011,” kilah Br.Hombing. Namun ketika dijelaskan, berdasarkan petunjuk dan informasi dari dewan Redaksi media ini, bahwa universitas tersebut dapat bantuan puluhan miliar, Br. Hombing menjawab kemungkinan ada, tapi dia mengaku tidak tahu nilainya.
STAKPN
            Manajemen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung, di jalan raya Tarutung-Siborongborong Km.11 Silangkitang, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara ini, diharapkan mampu  mencetak sumber daya manusia (SDM) yang seutuhnya,  khususnya dibidang keagamaan dan spiritual. Namun, sekolah   Tinggi yang berdiri megah diatas lahan yang cukup luas itu justru acapkali mendapat sorotan miring dari masyarakat.  
            Isu tentang berbagai masalah membiaskan harapan lahirnya anak bangsa yang berakhlak mulia dari Institut ini. Permasalahan staf pengajar  dan Dosen tidak jarang menjadi perbincangan dikalangan siswa bahkan keluar kampus. Masalah pembangunan patung yang berada ditengah-tengah kampus, dan juga isu masalah ijazah palsu yang dimiliki oknum petinggi kampus tersebut membuat hati miris.
            Kemungkinan, mengenai pembangunan gedung STAKPN yang anggarannya digelontorkan Kementerian Agama (Kemenag) tahun anggaran 2011 diduga kuat juga akan merusak citra Institut akibat pembangunannya tidak sesuai spek teknis sebagaimana dipersyaratkan dalam RAB. Dugaan terjadinya KKN dalam pembangunan gedung tersebut semakin diperkuat ketika  media ini mencoba menelusuri dan konfirmasi kepada manajemen, Rabu (6/3), hampir setiap orang ditanya selalu tertutup.
            Lewat prosedur yang nampaknya sangat birokrat, wartawan media ini akhirnya berhasil masuk. Harapan dapat penjelasan dari Ketua Sekolah Tinggi tersebut,  tetapi sangat disayangkan, dia malah mengalihkan kepada Kasubag Kepegawaian Br Hombing yang ujug-ujug juga mengaku tidak tahu ada bantuan pembangunan fisik dari Kemenag.
            Sangat disayangkan, proyek pembangunan gedung menurut BR. Hombing tidak ada tahun 2011, padahal, menurut informasi yang diperoleh media ini dari Kemenag RI, STAKPN Silakitang salah satu universitas yang memperoleh bantuan fisik.  Proyek yang nilainya puluhan miliar itu menurut sumber ditenderkan di Gedung Kemenag dan pelaksananya (kontaktor) berdomisili di Jakarta. Konon, entah apa motivasinya pihak manajemen  STAKPN menutup diri, tidak jelas.  @ Tim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar