Taput, SNP
Daftar
Isian Proyek Anggaran (DIPA) Kementerian Agama tahun anggaran (TA) 2011 senilai
puluhan miliar untuk sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN)
Silakitang,Tapanuli Utara (Taput),Sumatera Utara (Sumut) diduga kuat sarat
korupsi kolusi dan nepotisme (KKN). Sinyalemen itu diperkuat pernyataan Kasubag
Kepegawaian Br.Hombing yang menyebut tidak ada pembangunan gedung di
Universitas itu tahun 2011.
“Sekolah
ini tidak ada menerima bantuan DIPA tahun 2011,” kilah Br.Hombing. Namun ketika
dijelaskan, berdasarkan petunjuk dan informasi dari dewan Redaksi media ini,
bahwa universitas tersebut dapat bantuan puluhan miliar, Br. Hombing menjawab
kemungkinan ada, tapi dia mengaku tidak tahu nilainya.
STAKPN |
Manajemen
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung, di jalan raya
Tarutung-Siborongborong Km.11 Silangkitang, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten
Tapanuli Utara ini, diharapkan mampu mencetak
sumber daya manusia (SDM) yang seutuhnya,
khususnya dibidang keagamaan dan spiritual. Namun, sekolah Tinggi
yang berdiri megah diatas lahan yang cukup luas itu justru acapkali mendapat
sorotan miring dari masyarakat.
Isu
tentang berbagai masalah membiaskan harapan lahirnya anak bangsa yang berakhlak
mulia dari Institut ini. Permasalahan staf pengajar dan Dosen tidak jarang menjadi perbincangan
dikalangan siswa bahkan keluar kampus. Masalah pembangunan patung yang berada
ditengah-tengah kampus, dan juga isu masalah ijazah palsu yang dimiliki oknum
petinggi kampus tersebut membuat hati miris.
Kemungkinan,
mengenai pembangunan gedung STAKPN yang anggarannya digelontorkan Kementerian
Agama (Kemenag) tahun anggaran 2011 diduga kuat juga akan merusak citra
Institut akibat pembangunannya tidak sesuai spek teknis sebagaimana
dipersyaratkan dalam RAB. Dugaan terjadinya KKN dalam pembangunan gedung
tersebut semakin diperkuat ketika media
ini mencoba menelusuri dan konfirmasi kepada manajemen, Rabu (6/3), hampir
setiap orang ditanya selalu tertutup.
Lewat
prosedur yang nampaknya sangat birokrat, wartawan media ini akhirnya berhasil
masuk. Harapan dapat penjelasan dari Ketua Sekolah Tinggi tersebut, tetapi sangat disayangkan, dia malah mengalihkan
kepada Kasubag Kepegawaian Br Hombing yang ujug-ujug juga mengaku tidak tahu
ada bantuan pembangunan fisik dari Kemenag.
Sangat
disayangkan, proyek pembangunan gedung menurut BR. Hombing tidak ada tahun
2011, padahal, menurut informasi yang diperoleh media ini dari Kemenag RI, STAKPN
Silakitang salah satu universitas yang memperoleh bantuan fisik. Proyek yang nilainya puluhan miliar itu
menurut sumber ditenderkan di Gedung Kemenag dan pelaksananya (kontaktor)
berdomisili di Jakarta. Konon, entah apa motivasinya pihak manajemen STAKPN menutup diri, tidak jelas. @ Tim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar