Laman

Jumat, 22 Juni 2012

ATCS Harus Segera Dibenahi, KORBAN LAKA LANTAS JADI TERSANGKA, PENABRAK LOLOS


Bekasi, SNP
Area traffic control system (ATCS)
            Area traffic control system (ATCS) yang dirancang Dinas Perhunubungan (Dishub) Kota Bekasi, beberapa tahun silam harus segera dibenahi. Tiga puluh dua (32) titik lokasi Traffic Light (TL), yang berfungsi hanya 30 titik. Dua (2) diantaranya dalam kondisi rusak. Selain butuh perbaikan, sejumlah traffic light di titik rawan kecelakaan, seperti perempatan Jln. Achmad Yani, depan BCP membutuhkan taimer (detector) agar arus dari 4 kaki dengan volume kendaraan yang nyaris sama tidak saling bentrok.
            Misalnya lampu lalu lintas (traffic light) di perempatan BCP Jln. Achmad Yani, dari arah Tol Barat menuju Kantor Pemerintahan Kota Bekasi, dan belok kanan ke arah Jln. M. Hasibuan, secara bersamaan menyala hijau dengan arah berlawanan, yakni, dari arah gedung Kantor Pemkot menuju Tol Barat. Kondisi lampu yang secara bersamaan hijau menjadi pemicu terjadi macet akibat belok kanan menuju Jln. M. Hasibuan juga hijau. Selain mengakibatkan kemacetan, kecelakaan juga tidak jarang terjadi di lokasi ini, termasuk akibat kurangnya kesadaran pelaku lalu lintas.
            Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Supandi melalui Kasi Rekayasa Lalin Teguh Indrianto SE didampingi Sekretaris Dinas H. Setiyono, Kamis pekan lalu, mengaku kesulitan mengatasi kondisi tersebut. Menurut Teguh, 4 kaki (simpang volume kendaraan hamper sama. Jika arah belok kanan ke Jln. M. Hasibuan harus berhenti (lampu merah) menunggu arus lalu lintas dari arah perkantoran Pemkot menuju Jln Tol Barat, akan menimbulkan macet panjang hingga kepintu Tol Barat.
            Pernah dicoba menutup belok kanan dan diarahkan belok di peraempatan Kayuringin, petugas lalu lintas Polrestro Bekasi, kata dia tidak sependapat dengan berbagai pertimbangan. Satu-satunya solusi menurut Supandi harus menggunakan Detektor (pengatur lampu secara otomatis), tapi harganya cukup mahal dan diseluruh Indonesia belum ada traffic light yang menggunakan detector.
            Pemkot Bekasi memiliki konputer induk (ATCS) yang diprogramkan untuk mengendalikan setiap traffic light, apakah perangkat tersebut belum mampu mengatur lampu lalu lintas disetiap persimpangan, tanya wartawan koran ini. Supandi melalui Teguh menyebut tidak cukup ampuh dengan system manual, mustinya ada detector (perangkat otomatis). Menurut Teguh, petugas di computer induk  pengendali ATCS hanya mampu menambah atau mengurangi angka kecepatan di traffic light.
            Lalu apa solusi untuk menghindari terjadinya kecelakaan seperti yang merenggut nyiawa Tati Indah Yanti di peraempatan BCP tersebut, barangkali kejadian itu menjadi insfirasi bagi semua pihak, sehingga kedepan tidak lagi ada korban yang konon mempersalahkan system traffic light kejar koran ini sambil penyodorkan berita tentang kasus laka yang sedang digelar di persidangan PN Bekasi Kota.
            Menurut Teguh, satu-satunya solusi adalah dengan fasilitas detector khusus perempatan BCP. Tapi karena untuk pengadaan barang itu cukup mahal, maka waktu dekat Dishub akan segera musyawarah dengan Polantas Polrestro Bekasi Kota. “Seperti apa rekayasa lalu lintasnya, nanti akan dibicarakan dengan Polisi Lalu lintas,” paparnya. @MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar