Laman

Jumat, 21 September 2012

TINGGINYA BIAYA PENDIDIKAN DI SMAN 9 BEKASI DIPERTANYAKAN

SMAN 9 Kota Bekasi

Bekasi, SNP
        Pembentukan Koperasi Sekolah sejatinya bertujuan menunjang pendidikan siswa dan latihan koperasi, sehingga tujuannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran koperasi sejak dini. Namun dalam realitanya, tujuan koperasi sekolah telah bergesar menjadi orientasi bisnis yang dinilai mengabaikan prinsip dasar koperasi dan disinyalir dilakukan oleh pengelola manajement pendidikan itu sendiri di berbagai sekolah.
        Fenomena pergeseran tujuan koperasi seperti ini menurut sumber SNP terjadi di SMA Negeri 9 Kota Bekasi. Dikatakan sumber, pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2012/2013, ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 3 juta untuk keperluan anaknya setelah dinyatakan diterima di sekolah tersebut.
        Saat disinggung peruntukan uang dimaksud, dengan jelas ia menguraikan bahwa ia harus membeli keperluan anaknya melalui koperasi SMAN 9 Kota Bekasi “Scolla Materna”. Untuk membeli buku dan LKS kita harus membayar Rp. 1.287.000 ditambah lagi dengan kelengkapan seragam siswa sekitar Rp.500.000,” katanya seraya menunjukkan kwitansi pembelian kepada SNP.
        Selain itu juga ia mengeluhkan pungutan Rp 600.000 untuk bimbingan online. Karena menurutnya, setelah sampai saat ini kegiatan atau bimbingan online tersebut belum juga dilaksanakan, padahal kewajibannya telah dibayarkan. “Masalah nilai mungkin masih bisa kita usahakan, masalahnya sampai saat ini bimbingannya belum dilakukan,”katanya. Ia juga berpendapat bahwa dana untuk bimbel tersebut tergolong tinggi, karena selain itu juga masih harus dibayarkan SPP sebesar Rp. 200.000.
        Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Kepala SMAN 9 Kota Bekasi, Drs.H.Sarmani Abbas, M.Pd mengatakan bahwa pembelajaran system online merupakan program pengembangan sekolah 2012/2013, yang software sekarang dalam masa proses uji coba.
            Sementara Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Dedi Djunaedi, belum berhasil dikonfirmasi karena kesibukan pekerjaan. “Minggu depan aja ke ruangan saya,” ujarnya kepada SNP saat ditemui pada acara Deklarasi Anti Narkoba dan Korupsi di Kecamatan Jatiasih, pekan lalu. (Arios)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar